Semboyan dari
kota Tarakan adalah Tarakan Kota BAIS(Bersih,
Aman, Indah, Sehat,dan
Sejahtera). Tarakan menurut cerita rakyat
berasal dari bahasa tidung “Tarak ”
(bertemu) dan“Ngakan” (makan) yang
secara harfiah dapat diartikan “Tempat para nelayan untuk istirahat makan, bertemu serta melakukan barter
hasil tangkapan dengan nelayan lain.Selain itu Tarakan juga merupakan
tempat pertemuan arus muara Sungai Kayan, Sesayapdan Malinau.
Dan kota ini
dalam sejarahnya pernah punya kerajaan yang bernama
Kerajaan Tidung dari Dinasti Tenggara.
Dan pusat kekuasaannya bermula di kawasanPantai
Amal, kemudian berpindah-pindah tempat tapi tetap di Pulau Tarakan danakhirnya karena perseteruan politik dan campur
tangan pihak Asing (Belanda) makakerajaan ini berada di bawah kekuasaan
Kesultanan Bulungan .
Adapaun batas-batas wilayah sebagai
berikut :
- Sebelah Utara : Pesisir Pantai
Kecamatan Bunyu
- Sebelah Timur : Kecamatan Bunyu
dan Laut Sulawesi
- Sebelah Selatan : Pesisir Pantai
Kecamatan Tanjung Palas
-Sebelah Barat : Pesisir Pantai
Kecamatan Sesayap
Ketenangan masyarakat
setempat agak terganggu ketika pada tahun 1896, sebuah perusahaan perminyakan Belanda, BPM (Bataavishe
Petroleum Maatchapij) menemukanadanya sumber minyak di pulau ini. Banyak tenaga
kerja didatangkan terutama dari pulau jawa
seiring dengan meningkatnya kegiatan pengeboran. Mengingat fungsi dan perkembangan wilayah ini, pada tahun 1923
perembangan wilayah ini, pada tahun 1923Pemerintah Hindia Belanda merasa
perlu untuk menempatkan seorang Asisten Residen di pulau ini yang membawahi 5 (lima) wilayah yakni; Tanjung Selor,
Tarakan, Malinau,Apau Kayan dan Berau. Namun pada masa pasca kemerdekaan,
Pemerintah RI merasa perlu untuk
merubah status kewedanan Tarakan menjadi Kecamatan Tarakan sesuai dengan Keppres RI No.22 Tahun 1963
Letak dan posisi yang strategis telah mampu menjadikan
kecamatan Tarakan sebagaisalah
satu sentra Industri di wilayah Kalimantan Timur bagian utara sehingga
Pemerintah perlu untuk meningkatkan statusnya menjadi Kota Administratif
sesuai dengan Peraturan Pemerintahan No.47 Tahun 1981
Pendudukan
Jepang
Mendapatkan
ladang minyak Tarakan adalah satu tujuan awal Jepang selama PerangPasifik.
Jepaneg menyerang Tarakan pada tanggal 11 Januari 1942 dan mengalahkangarnisun Belanda yang kecil dalam pertempuran yang
berlangsung selama 2 hari di manaseparuh
pasukan Belanda gugur. Saat ladang minyak Tarakan berhasil disabotase
olehBelanda sebelum penyerahannya, Jepang bisa dengan cepat memperbaikinya agar
bisamenghasilkan lagi dan 350.000 barel diproduksi tiap bulan dari awal
tahun 1944.
Menyusul penyeraha Belanda, 5.000 penduduk Tarakan amat menderita akibat kebijakan penduduk Jepang. Banyaknya pasukan Jepang yang ditempatkan di pulau ini mengakibatkan penyunatan bahan makanan dan sebagai akibatnya banyak orang Tarakan yang kurang gizi. Selama pendudukan itu. Jepang membawa sekitar 600 buruh ke Tarakan dari Jawa. Jepang juga memaksa sekitar 300 wanita Jawa untuk bekerja sebagai "jugun ianfu" (wanita penghibur) di Tarakan setelah membujuk mereka dengan janaji palsu mendapatkan kerja sebagai juru tulis maupun membuat pakaian.
Arti penting Tarakan bagi Jepang makin menguap dengan
gerak maju cepat angkatanSekutu ke daerah itu. Tanker minyak Jepang yang terakhir meninggalkan Tarakan pada bulan Juli 1944 dan serangan udara sekutu yang hebat di tahun-tahun itu menghancurkan produksi minyak dan fasilitas penyimpanan di pulau itu.
Serangan ini juga membunuh beberapa ratus penduduk sipil Indonesia.
Sejalan dengan kepentingannyayang makin
menurun, garnisun Jepang di Tarakan berkurang pada awal 1945 saat salahsatu
dari 2 batalion infantri yang ditempatkan di pulau itu (Batalion Infantri
Independenke-454) ditarik ke Balikpapan.
Batalion ini dihancurkan oleh Divisi ke-7 Australia pada bulan Juli
selama Pertempuran Balikpapan.
Rencana Sekutu
Tujuan uataa Sekutu di Tarakan (nama sandi “Obo Satu”)
adalah mendapatkan dan mengembangkan di pulau itu agar bisa digunakan
mempersiakan lapangganudara di pulau itu agar bisa digunakan untuk
mempersiapkan perlindungan udara untuk pendaratan berikutnya di Brunei,
Labunana,
dan
Balikpapan. Tujuan sekunder operasi itu adalah merebut ladang minyak Tarakan
dan dibawa ke dalam operasi itu sebagai sumber minyak untuk pasukan Sekutu di
panggung ini.
Di bawah perencanaan
pra-serangan, diharapkan bahwa sayap pesawat tempur akan bermarkas di Tarakan 6 hari
setelah pendaratan dan angkatan ini akan dikembangkan untuk juga menyerang sayap 9 hari
kemudian dan mempersiapkan fasilitas untuk 4skuadron
berikutnya dalam 21 hari pendaratan.
Penggagas
rencana Sekutu memiliki intelijen di Tarakan dan pembelanya. Intelijen initelah didapat dari sejumlah sumber seperti intelijen
penghubung, penerbang pengintai dan pemotret
serta pejabat kolonial Belanda. Tarakan adalah prioritas pertama ServicesReconnaissance
Department (SRD) Australia dari bulan November 1944. Namun,kesulitan
operasi penyusupan ke pulau kecil seperti itu dan perebutan kuasa dalam
SRDmenyebabkan organisasi hanya bisa memberi bantuan terbatas pada para
penerbang
Pasukan yang berhadapan
Sekutu
Pasukan Sekutu yang bertanggung
jawab untuk pendudukan Tarakan dipusatkan sekitar hampir 12.000 prajurit dari Grup Brigade ke-26 Australia. Brigade ke-26
dibentuk padatahun 1940 dan menyusun 3 batalion infantri veteran yang
telah menyaksikan gerakan diAfrika Utara dan Papua. Grup Brigade juga termasuk
resimen artileri, skuadron tank dariResimen Lapis Baja ke-2/9, skuadron
komando, satuan perintis dan zeni. Satuan tempur itu didukung oleh banyaknya satuan logistik dan medis. Sementara Grup
Brigade ke-26amat melebihi kekuatan pembela Jepang di Tarakan yang
diketahui, Sekutu menjalankanangkatan yang besar ini karena pengalaman mereka
sebelumnya menunjukkan akan sulitmengalahkan angkatan Jepang jika mundur ke
pedalaman Tarakan yang keras.
Grup Brigade ke-26 didukung oleh satuan udara dan laut Sekutu. Satuan
udaradidatangkan dari Australian First Tactical Air Force (1 TAF) dan United
States ThirteenthAir Force dan termasuk skuadron tempur dan pengebom. Angkatan
Laut didatangkan dari
United States Seventh Fleet dan
termasuk beberapa kapal perang dan pengangkut RoyalAustralian Navy. Karena tujuan utama menyerang Tarakan adalah untuk
menggunakanlapangan terbang pulau itu, angkatan penyerang itu juga
termasuk sejumlah besar satuandarat Royal Australian Air Force, termasuk Sayap
Konstrukti Lapangan Udara No. 61
Angkatan
yang mendarat di Tarakan termasuk hampir 1000 pasukan AS dan Belanda.Pasukan AS termasuk zeni U.S. Army yang mengawaki
kapal pendaratan pasukan penyerang
dan LVT serta detasemen Seabee United States Navy di atas Landing ShipTank.
Angkatan Belanda diatur ke dalam 1 kompi dari infantri Ambon yang
dikomandoioleh perwiraBelanda dan satuan urusan sipil.
Jepang
Pada saat
pendaratan Sekutu, angkatan Jepang di Tarakan berjumlah 2.200 orang yangdidatangkan dari Angkatan Darat
Kekaisaran Jepang dan Angkatan Laut KekaisaranJepang. Satuan terbesar adalah Batalion Infantri
Independen ke-455 yang berkekuatan740 orang yang dikomandoi oleh Mayor Tadai Tokoi.
150 pasukan pendukung AD jugaada di Tarakan. Sumbangan AL kepada garnisun
Tarakan tersusun atas 980 pelaut yangdikomandoi
oleh Komandan Kaoru Kaharu. Satuan laut utama adalah Angkatan GarnisunLaut ke-2
yang berkekuatan 600 orang. Satuan laut ini dilatih bertempur sebagai infantridan mengoperasikan beberapa senapan pertahanan pesisir.
350 pekerja minyak sipilJepang juga diharapkan bertempur pada saat
serangan Sekutu. Angkatan Jepang termasuk sekitar 50 orang Indonesia yang berdinas di satuan pengawal pusat. Mayor
Tokoimengarahkan keseluruhan
pertahanan Tarakan, meskipun hubungan antara AL dan AD buruk.
Angkatan Jepang
dipusatkan di sekitar Lingkas, pelabuhan utama Tarakan dan tempatsatu-satunya pantai yang cocok untuk
pendaratan pasukan. Pembela itu telahmenghabiskan waktu beberapa bulan sebelum serangan yang
menyusun posisi bertahandan menanam ranjau. Pertahanan yang diatur itu banyak
dipakai selama pertempuran,dengan taktik Jepang yang difokuskan pada posisi
bertahan pra-persiapan yang kuat.Jepang tak melakukan kontra-serangan besar apapun, dan
kebanyakan gerakan menyerang terbatas pada beberapa pihak penyerang
yang mencoba menyelusup garisAustralia.
Operasi
Persiapan
Sebelum tibanya
angkatan penyerang, garnisun Jepang di Tarakan dipusatkan padaserangan udara
dan laut intensif antara tanggal 12-29 April. Pengeboman udara atasTarakan
dipusatkan pada daerah yang berdampingan dengan pantai pendaratan yangdirencanakan di Lingkas dan bertujuan menihilkan pertahanan
Jepang di daerah itu. Tank penyimpanan minyak di Lingkas adalah
sasaran utama karena ditakutkan minyak di tank-tank itu bisa meledak dan digunakan melawan pasukan Sekutu. Pengeboman
itumemaksa sebagian besar penduduk sipil Tarakan untuk lari ke
pedalaman.
Karena perlu
membersihkan banyaknya ranjau laut di seputar pulau itu dan rintangan pantai yang meluas di Lingkas, Sekutu tidak
mencoba-coba pendaratan mendadak. Unsur pertama
dari armada serangan tiba di lepas pantai pada tanggal 27 April 4 hari
sebelumtanggal pendaratan utama yang direncanakan. Operasi pembersihan ranjau
diselesaikan pada tanggal 1 Mei yang akibatnya 2 kapal penyapu
ranjau kecil rusak.
Pada tanggal 30
April, Skuadron Komando Kavaleri ke-2/4 dan Deretan ke-57 dariResimen Medan ke-2/7 mendarat di Pulau Sadau yang berdekatan
untuk mendukung zeniyang ditugasi
membersihkan rintangan lepas pantai basis penyerangan. Dengan cepatangkatan
ini mengamankan pulau yang tak dipertahankan itu. Pendaratan di Pulau
Sadauadalah pendaratan pertama pasukan Australia di wilayah bukan Australia di
Pasifik sejak akhir 1941 (keikutsertaan Australia dalam Kampanye Papua
dari tahun 1942 dibatasi oleh porsi Australia di Papua). Satu-satunya
kehilangan Sekutu dalam operasi ini adalah USS Jenkins yang rusak saat menabrak ranjau
selama membantu pendaratan.
Tugas membersihkan rintangan pantai di Lingkas
dibebankan kepada Kompi Medan ke-2/13. Pertahanan itu menyusun sederetan kawat
berduri, pos kayu dan rel baja sepanjang125
yar dari pantai. Pada pukul 11:00 pada tanggal 30 April, 8 pihak zeni maju di
LVTdan mendaratkan kapal untuk membersihkan rintangan itu. Zeni-zeni itu
didukung olehsenapan di Pulau Sadau serta kapal perang dan pesawat Sekutu.
Beroperasi di tengah-tengah tembakan Jepang, zeni-zeni
itu membersihkan semua rintangan yang menghalangi pendaratan ke pantai.
Sementara korban parah telah diperkirakan, Kompi Medan ke-2/13menyelesaikan
tugasnya tanpa kerugian.
Pertempuran
Pendaratan
Angkatan
penyerang utama tiba di pesisir lepas Tarakan di pagi hari tanggal 1 Mei.Didukung oleh pengeboman udara dan laut yang deras, Batalion
ke-2/23 dan Batalion ke-2/48 melakukan pendaratan
amfibi di sekitar pukul 08:00. Tiada perlawanan yangdihadapi di pantai, dan 2 batalion hanya mendapat
sedikit korban yang membersihkan pertahanan pesisir. Pada dini
hari, pendarat Australia di muka pantai meluas sampai 2.800yar sepanjang pesisir dan lebih dari 2.000 yar ke
pulau. Sebagian satuan tempur GrupBrigade ke-26 yang tersisa, termasuk
skuadron tank Matilda II, kemudian mendarat padatanggal 1 Mei. Korban Sekutu lebih kecil daripada yang diperkirakan,
denganterbunuhnya 11 orang dan
terlukanya 35 orang. Perlawanan Jepang yang lemah terjadikarena pengeboman yang
deras sebelum pendaratan yang memaksa pembela Tarakanmeninggalkan
pertahanan kuat di Lingkas.
Sementara infantri itu berhasil mengamankan muka
pantai, pendaratan itu terhambat olehkeadaan
pantai yang buruk. Banyak kendaraan Australia terjebak di lumpur PantaiLingkas yang lunak, dan 7 LST kandas setelah
komandannya salah menilai penarikankapal itu ke pantai. Sedikitnya tanah
padat di muka pantai menyebabkan kemacetan yang parah dan berakibat tak
satupun dari senapan Resimen Medan ke-2/7 yang dipergunakan bertempur
hingga siang pendaratan. Kemacetan itu diperparah oleh banyaknya angkatandarat RAAF yang mendarat pada tanggal 1 Mei dengan
kapal yang banyak. 7 LST tak diapungkan lagi hingga tanggal 13 Mei.
Setelah mengamankan muka pantai, Grup Brigade
ke-26 maju ke timur masuk KotaTarakan
dan ke utara ke arah lapangan udara. Australia menghadapi perlawanan Jepang yang bertambah hebat karena mereka bergerak ke
dalam pulau. Tugas mendudukilapangan
terbang Tarakan dibebankan kepada Batalion ke-2/24. Serangan awal batalion ke lapangan udara pada malam 2 Mei
itu tertunda saat Jepang memasang muatan peledak, dan lapangan itu tak dapat direbut hingga tanggal 5 Mei. Saat pendudukan
lapangan udara itu mencapai tugas
utama Grup Brigade ke-26, Jepang masih mempertahankan pedalaman
Tarakan yang keras.
Selama minggu pertama
penyerangan, 7.000 pengungsi Indonesia melewati barisanAustralia yang sedang
maju. Jumlah ini lebih banyak dari yang diperkirakan, dan pengungsi itu, yang kesehatannya banyak
memburuk, membanjiti satuan urusan sipilBelanda. Meskipun terjadi kerusakan di
mana-mana akibat pengeboman dan seranganSekutu, sebagian besar penduduk
sipil menyambut pasukan Australia sebagai pembebas.Ratusan penduduk sipil Indonesia kemudian bekerja sebagai buruh dan
kerani untuk angkatan Sekutu.
Menjamin keamanan
dalam kota
Untuk
mengamankan pulau itu dan melindungi lapangan udara dari serangan, GrupBrigade ke-26 dipaksa membersihkan Jepang dari perbukitan di
Tarakan yang diselimutihutan. Sekitar 1.700 pasukan Jepang menggali parit
pertahanan di utara dan tengah pulau.Posisi
itu dilindungi oleh ranjau. Saat menyerang posisi yang memina banyak pertempuran
infantri, pasukan Australia banyak menggunakan artileri dan pasokan udaramereka untuk meminimalisasi korban. Hal ini
sejalan dengan perintah Jenderal ThomasBlamey untuk Grup Brigade ke-26 untuk
maju secara hati-hati setelah lapangan udaradirebut. Tank-tank Australia
hanya bisa menyediakan dukungan terbatas kepada infantritersebut karena lebatnya hutan, rawa-rawa, dan bukit yang curam di
Tarakan seringmengurung gerakan mereka ke jalanan. Sebagai akibatnya, umumnya
tank tak dapatdigunakan untuk membuka
jalan bagi penyerangan, dan peranannya terbatasmenyediakan tembakan untuk serangan infantri, dengan artileri yang
menjadi sumber pilihan bagi dukungan langsung. Deretan pasukan
Jepang di Tanjung Djoeata di pesisir utara Tarakan dikalahkan oleh
USS
Douglas A. Munro pada tanggal 23 Mei.
Batalion Perintis ke-2/3 dan kompi Hindia-Belanda
dibebani tanggung jawabmengamankan
bagian tenggara Tarakan. Perintis itu mulai maju ke timur Kota Tarakan.Pada
tanggal 7 Mei namun menghadapi perlawanan kuat Jepang yang tak terduga.
Daritangga 10 Mei, batalion itu tertahan di 'Helen', yang dipertahankan oleh
200 pasukanJepang. Pada tanggal 12 Mei, Kopral John Mackey terbunuh setelah
menduduki 3 possenapan mesin Jepang sendirian. Secara anumerta Mackey
dianugerahi Victoria Crossuntuk tindakan kepahlawanan ini. Selama pertempuran
di Helen, pengebom berat B-24Liberator
digunakan untuk pasokan udara dekat untuk pertama kalinya, dengan
penempur P-38 Lightning menjatuhkan
bensin kental segera setelah pengeboman. Gabungan inisebagian terbukti efektif
dan menjadi bentuk standar pasukan udara yang diminta olehAustralia. Angkatan Jepang menarik diri dari Helen
pada tanggal 14 Mei setelahmendapat 100 korban, dan Batalion Perintis
ke-2/3 mencapai pesisir timur Tarakan padatanggal
16 Mei. Batalion itu menderita20 korban terbunuh dan 46 terluka dalam
gerak maju ini.Selama masa ini,
kompi Hindia-Belanda menjamin Tarakan selatan sisanya,dan menghadapi perlawanan kecil selama gerak majunya.
Secara bertahap, garnisun Jepang dihancurkan, dan
yang selamat meninggalkan posisiterakhir
mereka di bukit dan mundur ke utara pulau pada tanggal 14 Juni. Pada haritersebut,
112 buruh Tiong Hoa dan Indonesia meninggalkan daerah yang dikuasi Jepangdengan catatan dari perwira senior Jepang yang meminta
bahwa mereka akandiperlakukan dengan baik. Saat Radio Tokyo mengumumkan
bahwa Tarakan telah jatuh pada tanggal
15 Juni, perlawanan Jepang terorganisir terakhir dihadapi pada tanggal 19Juni
dan Whitehead tak menyatakan pulau itu aman hingga tanggal 21 Juni.
Masalah
pembangunan
Saat infantri Grup
Brigade ke-26 memerangi Jepang di perbukitan, zeni RAAF dariSayap Konstruksi Lapangan Udara No. 61
ikut dalam usaha nekat untuk memasukkanlapangan udara Tarakan ke daftar
operasi. Karena lapangan udara itu rusak berat akibat pengeboman sebelum
serangan dan letaknya di dataran berawa, terbukti akan lebih sulitmemperbaiki
daripada yang diharapkan, dan memakan
waktu 8 minggu dan bukan 1minggu untuk memperbaiki lapangan udara itu agar bisa dipakai.
Digunakanlah secara meluas bahan
dari plat baja bersambungan yang diletakkan seperti tikar. Sisa plat itumasih ada di parkir mobil di Bandara Tarakan.Saat dibuka pada tanggal 28 Juni,
lapangan itu
terlambat untuk bisa berperan dalammendukung pendaratan di Brunei atau Labuan (10 Juni), maupun
pendaratan diBalikpapan. Namun RAAF Sayap No. 78
bermarkas di Tarakan dari tanggal 28 Juni danterbang untuk mendukung dalam
operasi di Balikpapan hingga akhir perang. Serangan keTarakan juga membebaskan
penduduk sipil dari pasukan pendudukan Jepang yang kejam.
Pembersihan
Menyusul akhir perlawanan
terorganisir, orang Jepang yang tersisa di Tarakan terpecahke berbagai kelompok kecil yang menuju ke utara
dan timur pulau. Satuan tempur GrupBrigade ke-26 dipindahkan ke bagian Tarakan
di mana mereka menyapu orang Jepang.Banyak
orang Jepang yang mencoba melintasi selat yang memisahkan Tarakan dariKalimantan
namun tertangkap oleh patroli AL Sekutu.Dari
minggu pertama bulan Juli, orang Jepang yang selamat kekurangan makanan danmencoba kembali ke kedudukan lama mereka di tengah
pulau dan menyerang posisiAustralia
untuk mencari makanan. Karena lapar banyak orang Jepang yang menyerah.Satuan
Australia melanjutkan patroli untuk mencari orang Jepang hingga akhir perang,dengan
beberapa orang Jepang terbunuh ataupun menyerah tiap hari. Patroli itu memakan36 korban lagi antara tanggal 21 Juni-15 Agustus.
300 orang Jepang lari dari penangkapan dan menyerah setelah akhir
perang.
Kejadian Sesudahnya
Anggota-anggota
Batalion ke-2/24 bergambar dengan pedang dan bendera Jepang yang disita pada bulan Juli 1945
Grup Brigade
ke-26 tetap di Tarakan sebagai tentara pendudukan hingga tanggal 27Desember 1945, meskipun sebagian besar
kesatuannya dibubarkan di bulan Oktober.Markas brigade itu dikembalikan ke Australia di awal
tahun 1946 dan secara resmidibubarkan
di Brisbane pada bulan Januari 1946.
Ladang minyak Tarakan dengan cepat
diperbaiki dan kembali berproduksi. Para insinyur dan teknisi tiba segera
setelah pendaratan Sekutu dan pompa minyak pertama diperbaiki pada tanggal 27 Juni. Dari bulan Oktober,
ladang minyak pulau itu memproduksi 8.000 barel tiap hari dan
menyediakan lapangan kerja bagi banyak penduduk sipil Tarakan.
Satuan Sekutu yang ikut bertempur menyelesaikan
tugasnya dengan "kecakapan dan profesionalisme".
Dalam menyimpulkan operasi itu, Samuel Eliot Morison menulis bahwa "sama sekali hal ini merupakan
operasi amfibi yang dilakukan dengan amat baik yang mencapai
tujuannya dengan kerugian minimal".Pertempuran Tarakan menekankan pentingnya peperangan pasukan gabungan, dan
khususnya keperluan infantri untuk beroperasi dengan dan
didukung oleh tank, artileri dan zeni selama peperangan di hutan.
Lepas dari penilaian Morison, korban Grup Brigade
ke-26 amat tinggi dibandingkandengan pendaratan lain dalam kampanye
Borneo. Brigade itu menderita korban lebih dari2 kali dari Divisi ke-9 selama operasinya di Borneo Utara dan lebih dari
23 kematiandaripada Divisi ke-7 yang datang di Balikpapan. Korban Grup
Brigade ke-26 yang lebihtinggi bisa
diakibatkan oleh tidak bisanya garnisun Tarakan mundur seperti garnisun diBorneo
Utara dan Balikpapan.
Pencapaian angkatan
pendaratan itu terhapus oleh fakta bahwa lapangan udara di pulauitu tidak bisa membantu aksi. Penilaian intelijen
yang salah yang menyebabkan penerbang
RAAF percaya bahwa lapangan udara itu bisa diperbaiki menggambarkankegagalan
utama. Apalagi, prestasi RAAF di Tarakan sering buruk. Prestasi ini
mungkindiakibatkan dari moral rendah yang lazim di sejumlah unit dan
'Pemberontakan Morotai'yang mengganggu 1 kepemimpinan TAF.
Seperti kampanye
Borneo lainnya, operasi Australia di Tarakan masih kontroversial.Debat terus berlanjut atas apakah kampanye itu merupakan
"pertunjukan tambahan" yang berarti,
atau apakah dibenarkan dalam konteks operasi terencana untuk menyerangJepang
dan membebaskan Hindia-Belanda lainnya, yang dijadwalkan bermula pada tahun1946. Penilaian sejarawan resmi Australia Gavin
Long bahwa "hasil yang dicapai tak membenarkan kerugian operasi
Tarakan"sesuai dengan pandangan yang umum dianutatas pertempuran
itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar